Pyrokinesis, berasal dari kata Yunani πυρ (PUR, yang artinya "api, petir") dan κίνησις (kínesis, yang artinya "gerak"). Sebuah kemampuan yang melebihi dari api. Mental pemiliknya mampu memanipulasi api dan panas. Hal ini dapat tercapai dengan melakukan percepatan partikel untuk meningkatkan suhu hingga mencapai tingkat panas yang ekstrem dan sanggup memancarkan bunga api sehingga sanggup mengeluarkan api .Sebagian besar orang dengan karunia ini mempunyai kemampuan untuk meningkatkan suhu pribadi mereka untuk menghangatkan tubuh, bahkan dalam kondisi paling dingin
Dalam beberapa tradisi pyrokinetic (orang yang dapat menggunakan pyrokinesis) dapat membuat api, tetapi secara "teknis" pyrokinetic hanya dapat memanipulasi api, meskipun mereka dapat membakar bahan mudah terbakar, membuat api setelahnya. Kemampuan untuk membuat api dari udara tipis, tanpa bahan mudah terbakar, disebut "pyrogenesis."
|           |   
         Pyrokinesis  berada di bawah  payung telekinesis (atau, kadang-kadang,  psikokinesis)dimana seorang  praktisi menggunakan pikirannya untuk  mempengaruhi dunia fisik di  sekitar mereka .  Secara tradisional  seorang pyrokinetic dapat menyalakan api ketika  kondisi sesuai dengan  pasokan yang cukup untuk menciptakan api, yaitu  bahan bakar, oksigen  dan panas, kemudian memanipulasi intensitas api dan  arah di mana  bahan-bahan itu berada. Jadi pyrokinetic dapat mengobarkan  setumpuk  surat kabar dan tidak membakar tirai di dekatnya , atau  menyebabkan api  menyebar dengan cepat melalui daerah tertentu pada  kecepatan yang  tidak wajar   Walaupun tidak ada eksperimen empiris yang telah terbukti sesuai dengan yang ditampilkan oleh tradisi pyrokinesis populer , kemampuan untuk menghasilkan panas telah ditunjukkan oleh praktisi seni bela diri tertentu   Seniman bela diri ini, dengan memanipulasi energi "chi", mereka dapat   memancarkan panas dari tangan mereka atau bagian lain dari tubuh mereka     Beberapa berpendapat bahwa kemampuan ini tidak "benar" melainkan  hanya  pyrokinesis berbentuk bio feedback dan sekedar kontrol,  meningkatkan  dan peningkatan kemampuan alami tubuh untuk menghasilkan  panas,  sementara yang lain mengatakan bahwa itu adalah kemampuan  manipulasi  pikiran dunia materi dan dengan demikian memenuhi syarat  sebagai  (telekinesis).Banyak yang memiliki kemampuan ini bekerja dengan  energi  negatif yang cenderung lebih hangat kemudian berubah bentuk ke  energi  positif.Pemilik kemampuan ini cenderung penuh energi negatif dan  dengan  demikian sangat panas bila disentuh, atau dalam kekurangan  energi  negatif sehingga menjadikannya cukup beku untuk disentuh     Fenomena yang dialami para penderita pyrokinetics, berbeda dengan yang   disebut penghangusan tubuh secara spontan atau Spontaneous human   combustion (SHC). SHC sering berakibat fatal, karena panas yang terjadi   mampu mengubah tubuh menjadi setumpuk abu hanya dalam beberapa menit.   Bisa dibayangkan seberapa kuat panasnya, bila dibandingkan dengan   pembakaran jenazah di krematorium yang menggunakan panas pada suhu 1.110   C. Perlu waktu 8 jam untuk membakar jenazah di situ. Itupun, bekas  yang  ditinggalkan tidak seperti pada peristiwa SHC           |   
|           |   
| SHC adalah fenomena yang tidak secara langsung berkaitan dengan pyrokinesis, tetapi kesimpulan logis yang didapat dan telah ditarik diantara keduanya adalah jika seseorang tiba-tiba terbakar tanpa alasan yang dapat dipahami tentu saja dapat menjadi target pyrokinetic, jika seseorang mengandaikan adanya semacam itu. Teori-teori lain di sekitar keduanya, SHC dan praktisi pyrokinesis yang berjuang untuk mengendalikan kemampuan mereka dan secara tidak sengaja mengubahnya pada diri mereka sendiri, sehingga terjadilah SHC | 
|           |   
|          Willy  Brough (12) dari Turlock, Kalifornia, misalnya, diduga mampu menyalakan  api hanya dengan memandangnya gan  Akibatnya, ia harus menerima saja  ketika diusir keluarganya karena dianggap kerasukan roh jahat   Untunglah, seorang petani yang tinggal dekat rumahnya mau memungut bocah  itu dan kembali menyekolahkannya    Namun sayang, di sekolah baru ini  ia hanya bertahan 1 hari. Karena  hanya dalam sehari itu, lima ruang  kelas dilalap api yang bersumber dari  sorot matanya Contoh lainnya adalah Benedetto Supino dari Formia, dekat Roma, yang selanjutnya mejadi perhatian masyarakatnya. Bermula pada tahun 1982, ketika buku komik yang dibacanya di ruang tunggu dokter gigi tiba-tiba menyala. Sejak itu, ia dan keluarganya dikejutkan oleh beberapa kebakaran. Meja-kursi dan bermacam-macam barang lainnya terbakar setiap kali Benedetto melewatinya, termasuk juga seprai tempat tidurnya, atau barang-barang yang dipegangnya, terutama buku. Demikian pula dengan barang yang dipandangnya dengan serius, seperti yang pernah terjadi pada benda plastik yang dipegang pamannya  |   
|           |   
|          Kemampuan  itu membuat Benedetto merasa sangat malu, bahkan tertekan    Sementara  para ilmuwan tidak mampu banyak membantunya. Profesor Mario  Scuncio  dari Pusat Kesehatan Sosial Tivoli misalnya, justru memberikan   diagnosis yang agak janggal dengan menilai kondisi kejiwaan anak   laki-laki yang pendiam dan kutu buku itu sangat normal.Dr. Giovanni   Ballesio, dekan jurusan pengobatan kesehatan dari Rome University, yang   pernah menyelidiki kemungkinan ketidaknormalan pada orang yang memiliki   kemampuan membangkitkan listrik tinggi pun tidak mampu menemukan   penjelasan apa-apa di balik semua kebakaran itu   Benedetto hanya  menyandarkan harapannya pada parapsikolog Demetrio  Croce yang mencoba  mengajarkan bagaimana mengontrol kemampuannya itu Nasib mengenaskan lain dialami Jennie Bramwell yang yatim piatu Hanya dalam beberapa minggu setelah diadopsi, di rumah Dawson, keluarga angkatnya di Thorah Island, Ontario. Telah terjadi berpuluh kali kebakaran kecil Api yang menjilat langit-langit, dinding, perabotan, handuk, bahkan kucing kesayangan keluarga, terjadi spontan saat Jennie ada di dekatnya. Jennie pun dikembalikan ke rumah yatim piatu Kemampuan seperti juga dikembangkan teratur oleh para biksu Tibet bahkan hal ini diujikan dalam proses inisiasi mereka, dengan membungkus diri dalam lembaran kain dan kertas basah, dan menghabiskan malam di pegunungan yang dingin, duduk di salju Di pagi hari, jika mereka lulus ujian, kertas dan kain akan mengering dan beberapa salju yang menyentuh tulang kaki di sekitar biarawan akan meleleh gan  |   
|           |   
sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10751637
0 komentar:
Posting Komentar